Senin, 14 November 2011

respon atas "Weber dan islam"


Dalam rangka merespon dari anggapan-anggpan yang dilontarkan oleh Weber tentang Islam baik dari segi ajaran atau perkembangannya yang telah diteliti dan disimpulkan juga oleh Taufik Abdullah, penulis mencoba memberi tanggapan lain tentang sebagian dari apa yang telah dilontarkan oleh Weber tentang Islam. Penulis sendiri dalam hal ini tidak memberi tanggapan secara menyeluruh untuk Weber, yang menjadi focus dari penulis adalah kesimpulan Weber yang mengatakan bahwa perang suci agama yang dilakukan oleh prajurit islam ini adalah untuk mendapatkan harta rampasan saja, terutama yang berupa tanah, bukan keselamatan jiwa[1]. Jadi yang ingin dikatakan oleh Weber bahwa-anggapan penulis- Islam sebenarnya adalah seolah-olah agama rampok. Dan kesalahan-kesalahan dari Max Weber adalah ia memandang bahwa Islam dianggap sebgai system politik, yang disorotinya adalah semua yang ada sangkut pautnya dengan wilayah yang mana dulu pernah dikuasai oleh Islam. Ada benarnya apa yang dikatakan oleh taufik Abdullah bahwa Weber sendiri belum pernah mengkaji mendalam tentang keislaman, sehingga ia mempunyai keterbatasan dan kesalahan dalam menyimpulkan penelitiannya. Andaikan Weber tidak memandang islam dari satu sudut pandang saja, mungkin weber akan menemukan kesimpulan yang berbeda dari penelitiannya itu. Sudah jelas bahwa dalam al-Quran ditegaskan bahwa Islam adalah rahmatan lil alamin, bahkan Islam agama yang secara tegas menentang kerusakan dan merugikan yang lain tanpa sebab yang haq. Peperangan-peperangan yang dilakukan oleh Islam adalah satu-satunya alternative dalam rangka menjaga diri dan mempertahankan eksistensi Islam yang ingin dilenyapkan oleh musuhnya pada waktu itu. Menanggapi harta rampasan itu semua tidak hanya Islam saja, bahkan musuhpun akan berbuat hal yang sama jika memenangkan peperangan, sebagaimana yang termaktub dalam sejarah-sejarah. Semua itu tidak lain hanyalah satu-satunya alternative lain untuk menyebarkan ajaran dan wilayah islam, bukan semata-mata untuk memperkaya diri dan wilayah sebagai mana yang dilontarkan Weber.



[1] Taufik Abdullah, Tesis Weber dan Islam Di Indonesia, Buku Koleksi Perpustakaan Ignatiusm Jogjakarta, hal. 19-20.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar